Kamis, 20 Desember 2018

Ko Ibarat Roko

Printerst

(Puisi ala Papua)

Ko seperti asap…
Yang sa hisap…
Hingga bersarang di dada dan mengendap…

Ko seperti nikmatnya roko…
Sekali hisap makin ketagian…

ko manis...
seperti manisnya kapas pada roko…
saat bibir menyentu...
rasa manis menjemput…

sa adalah pemadat roko…
jika tanpa roko rasanya sebagian dari sa hilang…

ko sudah seperti roko…

sa lupa…
kalau hisap roko itu kadang membawa penyakit…
ada penyakit kanker…
ada juga penyakit paru-paru...

tapi sa tidak pernah berhenti meroko…
karna roko ajarkanku arti setia…
setia untuk nikmatnya hisapan…
stia untuk sakit yang akan sa rasa…

karna roko suda jadi sa…
dan ko  bagi sa suda seperti roko…
maka tong dau adalah satu dalam suka…
maka tong adalah satu dalan luka…

Bertus Dogomo
Jogja, 21 Desember 2018

Jika Waktunya, Aku Pasra

Printers

Aku tak tau…
tak usa tanya padaku…
tak usa lagi melirikku…
bahkan untuk mengasihiku pun tak usa…

aku masi kuat…
tidak usa berpura-pura didepanku…
aku tau kamu…
aku tau semyummu yang menyimpan racun…
aku tau siapa kamu…
belai tangan lembut yang membawa pedang…
aku juga tau apa kelakuanmu…
yang datangkan cinta lalu hadirkan benci…

aku tau…
setelah aku senang kau akan beranjak…
setelah aku tersenyum kau akan merenggutnya…
setelah aku mencintai kau akan lenyapkan…
sampai kapan akan selalu begini…

aku bosan dengan semua ini…
dengan pura-puramu…
dengan kebusukan sikapmu…
maaf aku terlalu lancang…
tapi itu yang kau ajarkan…

jika cinta…
janganlah membunuh jiwa…
jika sayang…
jangalah hadirkan kesal…

saat ini…
aku seperti dibakar sabar dalam api…
aku tak pernah belajar sabar dalam api…
hanya karna kamu…
aku harus belajar sabar dalam api…

jika aku berwujud air..
sudah lama aku padamkan api amarah ini..
namun sayang…
cintah lebih kuat dari kesabaran…
maka itu aku masi sabar…

jika waktunya…
aku akan lepaskan dengan semestinya…
dan merelakan dengan pasra…
karna memang cinta tak harus dipaksa…
tak harus juga kuperjuangkan…
dan juga tak harus aku miliki…

perpisahan kita…
aku harap bahagia menyertaimu…
bahagia juga ada pada dia…
yaa.. dia…
dia yang menjadi mimpi saat aku hilang…

aku tak pergi…
aku juga tak menjau…
bahkan aku tak maksut menyakitimu…

tapi ini yang kau ajarkan padaku…
melalui katamu…
melalui tingka lakumu…
dan lebi lagi pada cuekmu padaku…

maaf sayang…
aku bukan beton…
bukan pula logam…
aku adalah manusia yang berpikir dan berperasaan…

aku tak tau…
jika waktunya…
maka aku pasra…

Bertus Dogomo
Jogja, 20 Desember 2018

Kenali Aku Melalui Kopi

Kopi.com

Hey…  kawan…
Kapan kita perna berjumpa…
Tanpa kata kau sudah cerita diriku…
Diri kami…
Bahwa kami adalah pemberontak…

Hey… kawan…
Kapan kita pernah bersama…
Sehingga kau caci maki aku…
Kau caci maki kami…
Bahwa kami adalah aparatis…

Hey…  hey… kawan…
Apa yang sedang kau lakukan…
Apa yang sedang kau atur…
Untuk apa kau mencari celah…

Jika permintaan kami kau anggap pemberontak…
Atau pun kau anggap aparatis…
Bahkan kaum kami pun kau anggap teroris…

Hey kawan…
Marilah pada beranda kami…
Duduklah bersama kami…
Kami akan menyediakan kopi untukmu…
Kami akan menyediakan cerita kami…
Kami akan duduk bersamamu…
Ceritakan apa yang kami rasa…
Apa saja yang kami pikir…
Bahkan sebelum pagi tiba…
Kau akan mengerti tentang kami…

Marilah kawan…
Jangan malu…
Jangan pula kau malu…
Karna malam ini adalah malam indah…
Mari kita nikmati kopi ini…
Sembari berbagi cerita…
Maka kamu akan mengenaliku lewat kopi ini…

Karya : Bertus Dogomo
Jogja, 20 Desember 2018

Senin, 17 Desember 2018

Aku Bingung

Bacasitus.com

Entah...
Kadang aku berpikir…
Jika angin datang…
Pertanda udara akan sejuk…
Namun tidak selamanya begitu…
Bisa saja angin menjemput awan sehingga menjatukan hujan…
Aku telah salah berpikir...

Kadang aku berpikir…
Yang manis adalah yang terbaik…
Namun salah…
Kadang manis dapat  melahirkan penyakit…
Aku salah lagi…

Kadang aku berpikir…
Pertemua adalah kebahagiaan…
Gilanya aku…
Aku salah…
Bahkan pertemuan pun menyimpan serpihan duri…
Salah lagi aku…

Aku lela dengan tabak-tebakan…
Sebenarnya apa yang jujur…
Jika realitas kehidupan hanyalah dua…
Adalah baik dan buruk…
Itu saja…

apa yang telah aku pikir…
sehingga sejati hidup tenggelam dalam pandangan…
aku kelebihan ambisi…
sehingga yang gila aku anggap waras…
sehingga yang wajar aku anggap gila…
aku yang gila atau mereka…
aku tak tau…
aku pun bingung…

Bertus Dogomo
Jogja, 18 Desember 2018


Rabu, 12 Desember 2018

Maju Berbakti

workpres

Tak usa kau ungkit
Nanti kau yang sakit
Mari bangkit
Bersemangat membukit

Jangan seperti badut
Menutup mulut
Hingga yang terjadi pun tersangkut
Marilah ikut
Tak perlu takut

Pada akhirnya kita akan mati
Akan di masukan kedalam peti
Sungguh tak punya hati
bila penindasan membuatmu lupa sejati
kau adalah sejati mempunyai bukti
dan kau adalah sakti
maka marila berbakti
mari dengan tekat kuta maju untuk tak terganti

Bertus Dogomo
Jogja, 07 Desember 2018

Jumat, 07 Desember 2018

Menjemput Pagi


Bangunlah dari tempat tidur…
Kemaslah hari baru…
Biarkan beban kemarin dibawa mimpi…
Hiruplah udara pagi…
Tersenyumlah pada hari baru…

Keluarlah dari kamar…
Lihatlah langit yang cera…
Tak berawan….
Mentari tersenyum cahaya…
Itulah keindahan pagi hari…

Melangkalah dari pintu…
Tinggalkan mimpi tak bersayap…
Beranjaklah dengan harapn…
Karna hari ini adalah cerah…
Karna hari ini adalah bahagia…

Jangan pula lupa payung…
Karna setiap cerah badai pasti menjemput…
Karna setiap kebahagiaan…
Adalah setiap tangisan…

Bertus Dogomo
Jogja, 08 Desember 2018

Kamis, 06 Desember 2018

Maju Berbakti


Made Ali - WordPress.com
Tak usa kau ungkit
Nanti kau yang sakit
Mari bangkit
Bersemangat membukit

Jangan seperti badut
Menutup mulut
Hingga yang terjadi pun tersangkut
Marilah ikut
Tak perlu takut

Pada akhirnya kita akan mati
Akan di masukan kedalam peti
Sungguh tak punya hati
bila penindasan membuatmu lupa sejati
kau adalah sejati mempunyai bukti
dan kau adalah sakti
maka marila berbakti
mari dengan tekat kuta maju untuk tak terganti

Bertus Dogomo
Jogja, 07 Desember 2018

Hadir Tanpa Diundang


Klikkabar.com
Kami yakin…
Kau mengetahuinya…
Dari apa yang kau lihat…
Kau dengar…
Dan kau baca…

Setidaknya ada telinga untuk kami…
Yaa…kami…
Kami yang ada ini…
Bukan mereka yang di sana…
Tapi kami yang kau wakili…
Yaa.. kami…

Untuk apa kau duduk di tenga kami…
Sedangkan kami menjerit duka…
Sedangkan kami meminta keadilan…
Sedangkan kami yang harus tertindas…

Apakah ini watak dari wakil rakyat…
Manis hari kita bersma…
Tetapi pahit hari kau lepas tangan…
Bahkan kau tuli dan mono…

Janji politik busuk…
Janji hanya mulut buaya…
Janji hanya kata tanpa hati…
Janjimu tela makan kepercayaan kami…
Seprti pagar makan tanaman…
Kau adalah pagar..
Dan tanaman adalah kami…

Kamila korban dari janji busukmu…
Kamilah yang merasa sakitnya hingga dasar hati…

Entah apa yang harus kami jelaskan…
Jika mata kami harus menyaksikan pembunuhan…
Jika hari kami hanya bertugas menggali kuburan…

Mungkin kehadiran kami adalah noda…
Dan mungkin saja kami adalah manusia yang hadir tanpa diundang…

Bertus Dogomo
Jogja, 07 Desember 2018

Dalam Diam Aku Mencintai-Mu


( Judul puisi : Bima Waine )

Sekian warnah telah aku lalui…
Warnah pelangi atau pun pewarna…
Yang pastinya warna dalam hidupku…

Hari yang berdatang…
Datang pula hasrat…
Entah dari mana…
Entah kapan…
Aku pun tak ingat…
Yang jelasnya adalah keinginan…

Makin hari berlalu…
Makin membara dalam dada…
Bergema raya seraya melambai…
Apaka ini adalah cinta…

Oh…
Aku jatu dalam cinta lagi…
Pada si dia yang larut dalam perasaanku…
Ingin rasanya aku sampaikan maksut…
Apa arti dari detak-detik jantungku…

Ingin aku bertannya…
Hitunglah bintang di angkasa…
Hitung pula pasir di tepian pantai…
Ibarat pasir dan bintang…
Seribu juta cintaku ini…
Hanya padamu…
Ya…kamu…
Duhai kekasi dambaan…

Kamu...
Semenjank istana ini hadir…
Selalu ada kehidupan…
Selalu ada cinta…
Dan tulus dalam damai…

Hasrat ingin ku gapai…
Namun takdir kita mendiamkanku…
Biarlah aku sendiri…
Berjalan dalam sunyi…
Dan mencintaimu dalam diamku…

Bertus Dogomo
Jogja, 06 Desember 2018
( Judul puisi : Bima Waine )

Tinggal Tangisan

Helmanila Adi - WordPress.com
Tangisan...
Pagi itu di sebela rumahku…
Anak bayi meminta makan…
Padahal banyak makanan di market
Tapi bukan untuk para gelandangan…

Mengelu…
Pagi itu didepan beranda tetangga…
Anak berusia dini meminta sekola…
Padahal banyak sekolah…
Tapi bukan untuk para pengemis…

Bertengkar…
Pagi itu di tetanggaku juga…
Ibu mengelu uang makan…
Tapi ayah marah…
Karena penghasilan harian cuma gope

Tiap hari tanpa lepas…
Selalu sambut pagi dengan ricuhnya kebutuhan…
Belum lagi uang kos-annya akan habis…
Walah….

Kasihan nasib mereka…
Bertahan di keramayan kota…
Sebenarnya mereka pribumi…
Entah apa dosa yang mereka perbuat…
Sehingga nasib mereka diperas…

Entah…
Dulu sawa yang tumbu subur…
Tapi sekarang pabrik yang tumbuh subur…
Dulu perumahan desa…
Sekarang berdiri gedung para penguasa…

Nasib tinggal ratapan…
Mimpi tinggal tangisan…

Bertus Dogomo
Jogja, 6 Desember 2018
Untuk : ( Untuk kaum Yang Tertindas dan Dirampas Haknya)

Selasa, 04 Desember 2018

Pergi Bersama Senjah

Printerst
Sebelum senjah tiba...
Ada harsrat yang membeku...
Yang ingin ku sampaikan...

Senja...
Janganlah kau hilang bersama cahaya cinta...
Jangan kau tenggelam bersama kekasihku...
Jangan pula hilang ditelan bumi...

Tak sempat aku sampaikan cintaku...
Tak sempat aku bersama kekasihku...
Tak sempat pula aku sampaikan rinduku...

Namun waktu membawanya dariku...
Rinduku tinggalah bayangan malam nanti...
Yang akan menggerogoti diri...
Berdatangan seperti hantu malam...
Membayang-bayangkan hasrat yang sirnah...

Senjah...
Sekejamka kau padaku...
Hingga kekasiku pergi bersamamu...

Bertua Dogomo
Jogja, 04 Desember 2018

Minggu, 02 Desember 2018

Kata Malam



EliExpress
Bagai kata yang tertelan…
Tak sempat disampaikan…
Jadi kuburan kata dalam diri…
Yang kerap kali menyiksa batin…

Malam hari di beranda…
Menyaksikan bulan bersahabat bintang…
hening mengantar hembusan angin…

Gemuru angin…
Kerap kali berdatangan…
Angin yang berdatang…
Membawa kabar dari seberang lautan…

Diam diri pada malam…
Meratapi kabar luka…
Menangisi kabar duka…
Yang mendiami dalam sukma…

Kata malam…
Jika bulan datang…
Berteman bintang…
Dan bersahabat angin…
Maka sempurnalah renungan malam…
Yang mengantar jiwa pada tangis…

Karya : Bertus Dogomo
Jogja, 02 Desember 2018

Kasih Ibu

My Mother and my Sister
Sembilan bulan lamanya…
Melewati derasnya kehidupan…
Dengan sabar dan penuh iklas…
Engkau melindungiku…

Berjuang antara hidup dan matimu…
Engkau melahirkanku…
Hingga aku dapat melihat indahnya dunia…

Lima tahun…
Engkau membesarkanku…
Engkau mendidikku…
Dan masih menjagaku…

Ibu…
Waktu telah berlalu…
Usiaku pun kian bertambah…
Dan kini aku sudah dewasa…
Aku pun sudah duduk di banggku pendidikan…
Utuk mengejar cita-citaku…

Ibu…
Kuharap doamu selalu menyertaiku…
Dalam pendidikanku…

Ibu…
Dikejauhan jarak kita…
AKu harap engkau baik-baik saja disana…

Ibu…
Aku tak lelah juga untuk mengucap maafku padamu…
Untuk kataku yang kasar padamu…
Untuk kelakuanku yang tak baik padamu…

Ibu…
Bagiku kau adalah pahlawan…

Karya : Bertus Dogomo
Jogja, 02 Desember 2018

RIP Demokrasi Negri

Printerst
Negri ini…
Demokrasi yang dijunjung tinggi…
Setinggi tulisan dimata…
Sebenar kebenaran yang dibungkam…

Kemarin…
Terdengar teriakan merdeka…
Terdengar bunyian senjata…

Ada yang disiksa…
Ada pula yang diculik…
Ada juga yang dihadang aksi damai…
Ada yang di terali besi…
Ada juga yang di rumah sakit…
Ada pula dipukuli…

Apakah ini sikap demokrasi…
Apaka ini bentuk demokrasi negri ini…
Atauka demokrasi diperuntukan bagi kaum kapitalis…
Sedangkan kapitalis hidup dari masyarakat…

Hak demokrasi tinggal tulisan…
Yang dibaca lalu hilang dalam diri…
Bahkan penegak demokrasi lupa akan tugas…
Lupa akan tanggung jawab…
Mereka malah asik menginjak demokrasi…
Yang ternyata wujud dari negri yang bersatu…

Itulah yang terjadi pada 595 orang pada hari ini…
Yang hendak merayakan hari kebebasan…
Yang hendak aksi damai…
Malah berujung pada terali besi…

RIP penegak demokrasi…
RIP demokrasi…

Karya : Bertus Dogomo
Solo, 2 Desember 2018

Kamis, 29 November 2018

Dinginya Subuh

Tugu_Jogja

Ayam berkoko…
Masjit berbunyi…
Subuh itu di kota gudek...

Reruntuhan hujan dari angkasa…
Jatuh menganahi atap dan daun…
Sejuk subuh hari itu…

Bersandarkan kepala pada pulau kapuk…
Berdiam diri dalam kulit domba…
Masi menanti fajar menjemput….

Dingin…
Oh…dinginnya…
Serasa dinginya menembus kulit domba…
Mendekapi kulit…
Hingga mengenai tulang…

Tak sebanding hari yang perna aku lalui
Dingin subuh ini mencekam…
Apa kesalahanku pada hari kemarin…
Hingga subuhku ini harus sedingin kutub…

Aku tak tau…
yang aku tau adalah dingin…
dan saat ini aku dingin…

Karya : Bertus Dogomo
Jogja, 28 Nov 2018

Selasa, 27 November 2018

Jeanne

Papuansphoto

Jeanne…
Ia adalah bunga desa…
Ringan tangan…
Mura senyum…
Manis waja bersanding tawa…

Jeanne…
ia tak sebanding gadis lain…
yang berjalan mencari waja kaya…
yang memasang mata setiap sudut dusun…
yang berjalan tanpa arah kemudik…
ia adalah tujuan kebutuan harinya…

Jeanne…
wanita yang mandiri…
berdiri pada pendirian…
tak lekang pata semangat…
harinya adalah hasil keringatnya…

Jeanne …
begitu berkesan…
kepribadian yang langka…

kehadiranya bagai mentari…
kehadiranya bagai hujan…
kehadiranya bagai taman bunga…
kehadiranya adalah hidup yang sempurna…
seperti mentari, hujan dan taman bunga…
adalah kehidupan yang sempurnah…

Karya : Betus Dogomo
Jogja, 27 Nov 2018

Senin, 26 November 2018

Pelita Hariku

Bertus

Dia selalu ada...
Saat melam menjemput...
Ia adalah rembulan...
Saat badai menerpa...
Ia adalah perisai...

Hadirnya dalam hariku...
Mengukir pelangi indah dalam diri...
Kadang diam dalam satu tempat...
Tapi serasa bercerita dalam batin...

Saat kukenal dia...
Bukan dari gaya...
Bukan dari pengetahuan..
Bukan pula kekayaan...
Tetapi aku mengenalinya dari jiwa kepemimpinannya....

Kebanggaanku tak patut kuucapkan sebagai kata....
Kebangganku tak sudih ku lukis sebagai hiasan harian....
Kebaggaanku padamu akan ku kejar...
Walau perlahan....
Walau selangka jangkal tangan...
Tetapi tibaku adalah kebanggan bagimu...

Terimakasi kuucapkan padamu...
Yang menjadi mata saat ku buta...
Yang menjadi pelita dalam derita...

Karya : Bertus Dogomo
Jogja, 25 Nov 2018


Waja Dibalik Topeng

Printers
Dari kata yang ia tuturkan...

Dari gerak-geriknya...
Tidak asing bagiku...
Bahkan sering sekali aku mendengarnya...
Sering sekali aku melihatnya...


Entah kapan...
Aku mendengarnya...
Entah kapan...
Aku melihatnya...
Aku pun lupa...
Tapi yang jelas, pernah aku dengar...
Yang jelasnya aku pernah melihatnya...


Ia pernah berbisik dibalik didinding...
Bercerita tentang kita dan hidup kita...
Bukan untuk kita...
Tapi untuk peruntnya yang tak kunjung puas...


Ia pernah berjalan bersama para dasi...
Bercanda terbahak-bahak...
Sembari bersama para anjing penjaga...
Ia terlihat begitu bahagia...


Masi aku bertanya...
Untuk apa ia berada di sana...
Untuk siapa ia berada disana...


Aku malu denganya...
Dengan tingka lakunya...
Dengan semua yang ia punya...


Ia adalah bagian dari kita...
Yang telah menghianati kita...
Yang telah pergi...
Yang telah hilang...
Bahkan ia telah menutup mukanya...


Karya : Bertus Dogomo
Jogja, 26 Nov 2018


Daun Bunga dan Duri


Printers
Pagi ini...
Secerah bunga yang mekar di taman...
Bersandingkan dedaunan yang hijau..
Begitu indah dipandang...

Jika bunga tanpa daun...
Ibarat kehadiran tanpa rasa...
Jika daun tanpa bunga...
Ibarat mimpi tanpa kenyataan...

Bunga dan daun...
Kesatuannya begitu indah...
Seindah sahabat berdekat erat...

Ingin rasanya aku pelajari...
Apa itu bunga...
Dan apa itu daun...

Namun tak ku sadari...
Tak juga ku berpikir...
Tak juga ku melihat...

Keindaan daun dan bung telah dilindungi oleh duri...
Ia dapat melukahi...
Hanya hati tenang yang dapat menyentuhnya...

Indah...
Indah di mata...
Mungkin hanya indah dalam mimpi...
Dan keindaan itu hanya untuk dinikmati...
Bukan untuk dimiliki...

Karya : Bertus Dogomo
Jogja, 26 Nov 2018

Jumat, 23 November 2018

Siapakah aku…?

Printerst

aku lahir darimu…
aku ada karna kamu pun ada…
aku selalu bersamamu…
bahkan sering kamu tak menyadariku…

Aku adalah apa yang kau lihat…
Aku adalah apa yang kau baca…
Aku adalah apa yang kau tulis…
Aku adalah apa yang kau rasa…

Aku adalah apa yang kau piker…
Aku adalah apa yang kau rencanakan…
Aku adalah apa yang kau lakukan…

aku adalah baik dan burukmu…
aku adalah suka dan dukamu…
aku adalah cinta dan bencimu…

aku adalah apa yng kau lakukan berulang-ulang….
Aku adalah apa yang kau ajari…
Aku adalah apa yang kau berikan…
Aku adalah aku…

Siapakah aku…?
Aku adalah Kebiasaan…

Karya : Bertus Dogomo
Jogja, 24 Nov 2018